Viewer

Selasa, 19 Februari 2019

Don’t Jude a Book by It’s Cover

Don’t Jude a Book by It’s Cover
                Sebuah kereta malam melaju di bawah terangnya sinar rembulan. Di dalamnya, terdapat seorang remaja berumur sekitar 14 tahun bersama ayahnya yang sudah tua renta. Sang anak duduk di pingir jendela sembari melihat ke luar jendela. Anak tersebut berkata pada ayahnya, “Ayah, gelap sekali ya malam hari ini.” Sang ayah tersenyum sambil menatap anaknya tersebut. Di samping mereka, duduklah seorang lelaki yang sedang menikmati perjalanan malamnya sambil menyantap makan malamnya. Sang anak kembali berbicara pada ayahnya, “Ayah, di luar sana sangat gelap tapi di dalam kereta ini sangat terang benderang, ya.” Sang ayah kembali tersenyum pada anaknya itu. Matanya menatap haru pada anaknya. Lelaki yang duduk di sampingnya mulai terasa terganggu akan keberadaan remaja tersebut. Mukanya terlihat agak kesal.

            Hari semakin malam, lelaki yang duduk di samping mereka itu telah selesai menyantap makan malamnya. Kini ia berusaha untuk tidur. Namun, ia sangat terganggu karena anak tersebut terus-menerus mengatakan hal yang seharusnya tidak perlu dibicarakan. Anak tersebut seolah mengidap gangguan jiwa. “Sepertinya ia mengalami keterbelakangan mental,” pikirnya. Ia sangat tidak nyaman berada di dekat kedua orang tersebut.

            Malam pun berlalu, mentari memancarkan sinarnya dari ufuk timur. Cahayanya memasuki kereta menembus kaca. Sang anak yang sudah terbangun pagi itu berkata seraya membangunkan ayahnya, “Ayah! Ayah! Lihat! Ada yang bersinar sangat terang.” Sang ayah terbangun dan melihat ke luar jendela sembari berkata pada anaknya, “Wah, iya, hari sudah pagi nak.” Sekejap lelaki yang duduk di samping mereka ikut terbangun. “Dasar orang gila, mengganggu tidur orang saja,” katanya dalam hati sambil meminum sebotol air.

            Matahari sepenggalah naik. Sang anak masih kembali berkata pada ayahnya, “Ayah, lihat! Pohon-pohonnya bisa bergerak!” Ayahnya menjawab dengan senyuman tulus, “Iya nak, mereka terlihat bergerak.” Anaknya terlihat sangat bahagia. Namun di lain sisi, lelaki yang duduk di samping mereka merasa semakin kesal akan perbuatan remaja tersebut. Mulutnya berkomat-kamit seolah mengucap sumpah serapah. “Ingin sekali aku lompat dari kereta ini. Namun rasanya tidak mungkin,” pikir lelaki tersebut saking tidak kuatnya membendung emosi. Anak tersebut mengucapkan sebuah kalimat lagi, “Ayah, lihat! Awan nya juga bergerak!” Tanpa sempat ayahnya menjawab, lelaki yang duduk di samping mereka angkat bicara sedikit berteriak seolah mengeluarkan amarahnya, “Anakmu itu gila, ya?! Ataukah justru kau yang tidak bisa mendidiknya?! Mengapa kau tidak membawanya ke rumah sakit jiwa saja?!”

            Suasana hening seketika. Lelaki tua tersebut menatap padanya sambil terenyum. Matanya sedikit mengeluarkan air mata. Ia pun berkata dengan lembut, “Maafkan kami. Kami baru saja pulang dari rumah sakit kemarin malam. Anakku mengidap kebutaan semenjak ia lahir. Ia baru saja mendapatkan donor mata.”

Lelaki yang tadinya membenci mereka menitikkan air matanya. Ia tak sanggup mengeluarkan kata-kata lagi. Ia pun meminta maaf dan menyesal karena ia telah menilai buruk orang lain sedangkan ia belum pernah mengenalnya.

Sabtu, 09 Februari 2019

Soal TPPU Kabupaten Sleman 2019

Ada beberapa soal yang masih hangat, bisa buat latihan nih guys. Itung-itung sebagai persiapan UNBK lah yaaa... Bisa di download di setiap link di bawah dengan format (.pdf) via Google Drive. GOOD LUCK! SUKSES UN 2019!

~Bahasa Indonesia~
✓Paket 1
✓Paket 2

~Matematika~
✓Paket 1
✓Paket 2

~Ilmu Pengetaguan Alam~
✓Paket 1
✓Paket 2

~Bahasa Inggris~
✓Paket 1
✓Paket 2